Monday, October 31

giant (?) leap for myself

setelah berpikir, dan berlatih, dan menimbang beberapa model, akhirnya aku ganti tanda tangan.
di pendataan warga untuk pembuatan e-KTP kemarin sabtu, aku ganti tandatanganku. toh bentar lagi KTPku akan perlu diganti pulak dengan yg baru. sekalian ajah deh.

ganti tanda tangan, kata orang yang percaya, bisa mengubah nasib juga. karena ada tanda tangan yang 'baik' dan 'kurang baik'. tanda tangan yang 'baik' membawa hoki, membuat orang pemilik tanda tangan itu berkehidupan yang baik juga. konon.

aku agak was2 juga jadinya menyikapi hal ini. sebetulnya bukan karena berencana mengubah nasib aku berganti tanda tangan. sederhana alasannya: dengan TT yang sekarang ini, aku sering kesrimpet waktu menuliskannya. mungkin TT yang sekarang sudah tidak sejalan lagi dengan jiwaku...*jiaaahh....

'model' yang aku pilih menuliskan nama depanku. dengan banyak bulatan, tidak terputus, ujung menarik ke atas, tanpa garis di bawahnya. konon itu model TT hoki. semoga. kita selalu berharap yang baik2 kan? dan menolak yang tidak baik.

maka dari itu, aku ganti juga akhirnya. mumpung ada kesempatan. paling2 ntar ribet klo urusan sama bank. ya ribetnya entar aja, klo emang ada urusan. selama ini lewat e-banking ga pernah perlu TT.

*blog yg ga penting banget

Thursday, October 27

merindu

(1)
ketikaku merindumu
detik-detik bergeming
hingga jam tak jua kusua

(2)
rinduku tertahan pada ujung-ujung jari
yang sudah gatal untuk mengetuk keyboard
menyampaikan benang aksara
memintal kata
dan menenun cinta

kerja kerja kerja

gara2 mbaca imel temenku yang cerita klo dia lagi jadi 'single dad' karena bojonya pergi ke luar kota, jadi mikir: sebenernya, kita kerja tuh buat apa, ya? buat siapa? gunanya apa? apakah menyumbang bagi 'kemanusiaan'?

pada kasusku:
dari pagi, dah sibuk mo ninggalin keluarga. ribet di pagi hari karena waktu yang mepet buat siapin anak2 mau ke sekolah. anak2 berangkat, tarik napas dikit dan siap2 berangkat kerja. di tempat kerja, pada keadaan yang sekarang, alhamdulillah (nyoba liat dari segi baiknya lah), kerjaan ga berat, beban kecil, namun harus manis setor muka dari jam 08:00 sampe jam 17:00. kesimpulan, dari jam sekian hingga sekian aku absen dari rumah. dan lucunya aku, klo sudah absen dari rumah, pikiran ttg rumah ikutan absen: jadi 'konsentrasi' dengan urusan pekerjaan (salah, bukan pekerjaan, tapi 'pikiran non-rumah'), dan pasrah dengan keadaan di rumah yang, bukan aku ga peduli, tapi ga pernah aku tanya2kan. no news is good news. selama ga ada yang nelpon dari rumah, everything is fine.

jam 17:00 lebih dikit, demi menjaga reputasi, karena ga setiap hari aku bisa menaruh pantat on time jam 08:00 di kantor, aku hengkang dari kantor. sama seperti absen dari rumah, begitu keluar dari pintu kantor, urusan kantor hilang dari benak. kejadian bawa2 kerjaan, kertas2, cuma buat berat2in tas doang. wong akhirnya di rumah juga dilupakan kok.

12 hours a day. that's the general total of my time devoted, nah... not devoted lah... just 'concentrated', for work. non-domestic, non-family related. lah, kok jadi basa londo.

12 jam perhari aku curahkan untuk kegiatan yang non-keluarga, non-rumah. sisa tinggal 12 jam lagi dari yang 24. 8-nya buat tidur. tinggal 4. dari sekian banyak jam, mentok cuma 20% yang dicurahkan untuk keluarga: orang2 yang terdekat buat kita.

konon, kita kerja buat keluarga: buat cari uang - yang buat beli sandang pangan papan, buat bayar pendidikan, dst dst. klo emang ya, kok waktu buat keluarga jadi tercuri sedemikian rupa, ya?

pembalasan waktu yang tercuri ini, dengan libur2 'berkualitas' di tengah semester, di akhir tahun; libur2 mini di weekend, apa cukup, sebenernya?

well, hari gini, emang pilihan hidup ya kerja (baik sendiri atau jadi 'pesuruh korporat') dan cari uang yg cukup buat hidup yang menurut standar kita 'berkualitas'. selama pilihan masih ada, dan memungkinkan, perlu juga diinggat bahwa ujung2nya, kerja buat siapa sih? those pairs of eyes that love us so much, that welcome us in the evening when we got home, those that miss us when we are away. buat mereka, sebenernya. those little startlights who someday become like us: parents.

ah... parenthoood.....

yo terusin kerjaaa.....

Tuesday, October 25

be something to someone

I don’t wish to be everything to everyone, i just want to be something to someone. -Twilightlova #ihatequotes


this quote is so very me. that's my core. my life is built around that consciousness: that i don't need to be everything to everyone; i just need to be something to someone. it's not important (for me) to make everybody happy, it's important (for me) to make those whom i hold dear to be happy.
 
personally, i think i've made quite a good progress on being something to someone. i mean something to my children. i mean something to my husband. i mean something to my brothers. i mean something to my 'less count than the fingers on one hand' best friends. i mean something to my parents, my in-laws.
 
and it makes me tremendously happy when i look in someone's eyes and knows that: that i mean something to them.
 
heck with everybody else.
 
live long and prosper.
 
(just a thot: when i die, who would mourn me? not many, i guess. but it would made my whole life meaningful, if those who do, do so with all their heart)

Friday, October 21

karakter (1): bersih itu sebagian dari iman

memang, orang harus bersih. selain menjauhkan penyakit, yang bersih tentunya lebih baik daripada yang kotor.

ini pengamatan saya mengenai perilaku bersih orang di bis:

1: mbak2 berjilbab
mbak2 naik, menempati tempat duduk, membuka tas, dan mengeluarkan kantong kresek dari tasnya. dari kantong kresek hijau mudanya, diambil sebuah arem2. lalu ia melongok lagi ke dalam tasnya, dan mengeluarkan tissue. arem2 dipegang menggunakan tissue; dikupas daunnya, dan dimakan isinya. setelah itu, kulit arem2 dibuang ke lantai bis. si mbak mengelap tangan, mengelap mulut dengan tissue, dan membuang tissue ke lantai bis. lalu ia melanjutkan dengan makan kue manis; kupas bungkus plastiknya, makan isinya, buang bungkus plastik ke lantai bis. sekali lagi, si mbak mengelap tangan dan mengusap mulut memakai tissue. lalu tissue dibuang di lantai bis. si mbak sangat pembersih bukan?

2: ibu2 berambut pendek (BUKAN saya)
seorang ibu dalam bis yang duduk di kursi di depan saya membuka dompetnya. dari dompet ia keluarkan secarik kertas bukti pembelian barang. dilihat2nya kertas tadi, diperhatikan agak lama, lalu dirobek dan dibuang ke lantai bis. lalu si ibu mengambil permen dari tasnya; buka bungkusnya, ambil permennya, dan buang bungkus permen ke lantai bis. sampah dari tas ia buang ke lantai bis. ibu yang pembersih bukan?

berapa sering hal ini terjadi di kendaraan umum? orang2 yang pembersih ini, demi menjaga kebersihan diri atau tasnya, membuang sampah di kendaraan. sungguh kesadaran diri yang amat egoistis. dengan membersihkan dirinya, dia mengotori orang banyak.

mungkin ini salah satu contoh betapa sudah parahnya ke(tidak)sadaran individu negri ini akan tanggung jawabnya sebagai bagian dari kolektif. problem dia selesai, tp itu memulai problem buat orang lain. rasa tanggung jawab untuk menjadikan dirinya bagian dari sistem yang besar, dari sistem yang menyangkut orang banyak, segitu tipis. yang penting gw bersih. toh akan ada orang lain yang beres2.

pemikiran "toh akan ada orang lain yang....." seolah menafikan tanggung jawabnya.



live long and prosper!

Wednesday, October 19

can you handle the truth?

truth. the whole truth and nothing but the truth.
really?

orang selalu bilang bahwa jujur itu baik, bahwa kejujuran itu membawa kebaikan. bahwa lebih baik jujur daripada engga (saya ga bilang bohong lho. bohong itu bukan sekedar 'tidak jujur' tapi sudah menciptakan 'kebenaran' baru).

tapi apa emang begitu? apa kita bener2 siap untuk selalu berlaku jujur dan menerima kejujuran?

jujur.. berapa kali dalam sehari kita ga jujur = memperhalus kata2 = menyembunyikan yang sebenarnya?
jujur.. berapa kali dalam sehari kita milih diam daripada njaplak mengatakan yang sebenarnya dan menanggung risiko dikeplaki, atau setidaknya dijadikan musuh bersama?
jujur... berapa kali dalam seminggu kita bikin bo'ong putih?
jujur... kapan terakhir kali kita bicara apa adanya 100% tanpa penghalusan, tanpa amplasan, tanpa belok berkelit muter dan menikung?
jujur.. saat orang beri komentar jujur ttg dirimu, apa saja: ttg cara berpakaian lah, perutmu yang gendutlah, caramu jalan lah, yang tak cocok di hati... apa kamu nerima baik2 saja apa adanya ato pake angot dikit?

nope. masyarakat ini ga cukup kuat untuk jujur.

di kateglo dari bahtera.org, jujur diartikan sbb:
jujur

adj 1 lurus hati; tidak berbohong (misal dengan berkata apa adanya); 2 tidak curang (misal dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku); 3..dst

1 - berkata dengan apa adanya
seberapa susahnya sih?
susah banget.
saat kita nekat berkata apa adanya, apa yang mendengarkan mau kita berkata apa adanya? klo ada temen yang udah slordeg, bau pulak, apa loe bakal nekat bilang "kamu berantakan dan bau sekali"? dijamin, mulai detik itu pula kau jadi musuhnya. klo ada orang dengan potongan rambut baru yang ga cocok ama mukenye, apa loe bakal bilang "rambut loe aneh"? mentok2 kita bikin komentar aman "rambut baru ye?" dan dalam hati nerusin "gagal potong tuh". oh.. ini mungkin buat cewe ya... kaum lelaki, berdasarkan pengalaman, agak kurang mahir memperhatikan tatanan rambut orang, kecuali yang benar2 mencolok.

2 - mengikuti aturan yang berlaku
di kantor, dah jelas ada SOP. klo orang tahu isi SOP itu dan nekat melanggar, dia salah. sesederhana itu. tapi coba datengin tuh orang dan bilang dengan gamblang: peraturannya A, loe ngelanggar. ga comply. apa ga naek pitam tuh orang? tetep aja, pas pedekate, kite musti baek2 bilang: maaf (minta maaf? dia yg salah kita yg minta maaf?), menurut peraturan bla bla, kan mustinya gini.. jadi ini salah. bisa tolong dibetulin? sorry, tp klo gini kita ga bisa terima, ato proses, ato apalah.

hmm....

haree geenee, jujur emang tetep lebih baik. tapi musti pake penghalusan. gapapa juga sih, biar hidup lebih aman dan tentram. meski kadang diriku sering nekat apa adanya, dan walhasil, jadi susah diterima orang (sepertinya begitu).

tetap semangad!

Friday, October 14

emang harus?

sekarang ini banyak sekali saran2 pengembangan diri, mulai dari bagaimana menjadi sukses, kaya, dll. juga banyak sekali orang yang berbaik hati mengirimkan sebaris dua puluh baris kata-kata, yang intinya mendorong kita untuk meraih sukses, meraih rejeki, meraih impian, menjadi pemimpin, orang penting. dalam kata lain, menjadi 'superman'.

kadang aku jadi mikir. emang harus?

hidup itu masalah pilihan, selama memang masih ada pilihan. dan rasanya selalu ada pilihan, meski kadang pilihannya tidak ideal. tapi selalu ada.
lalu, klo ada yg memilih untuk biasa2 saja, untuk bermimpi sedang2 saja, untuk tidak menjadi kaya luar biasa tapi berkecukupan, untuk tidak menjadi orang top tapi cukup berada di tengah, apakah salah?
klo ada yang milih jadi pengikut dan bukan pemimpin, jadi orang kebanyakan dan bukan elite, apakah salah?

di sisi lain ada yang teriak2 'be true to yourself'. lalu, klo your true self sudah cukup jadi dirimu yang sekarang, yang bahagia dengan kondisi yang sekarang, dan akan terus bersyukur dengan keadaan serba ada yang sekarang, apa salah?

haruskah kita semua menjadi besar? haruskah kita semua ada di depan? haruskah kita semua berada di atas?

even the greatest machinary needs its tiny part to work perfectly.

Tuesday, October 11

waktu molor

pernah baca buku 'mimpi-mimpi einstein'? intinya buku itu mengenai teori relativitas waktu. buku yang cukup enak dan bagus dibaca oleh awam, dengan hanya sedikit saja pemahaman mengenai teorinya.

pagi ini, terasa sekali teori 'time flies when we are having fun', yang entah digagas oleh siapa, berlaku di kehidupan. sayang yang berlaku padaku sepagian ini adalah yang sebaliknya.
waktu terasa terseret-seret di sepanjang perjalananku yang satu jam lebih sedikit itu melewati jalan jakarta yang sudah tak tertolong lagi macetnya.
tiba di kantor, kondisi tidak banyak berubah. aku pikir sekarang (saat aku menulis ini), sudah dekat waktu makan siang. ternyata, baru pukul sepuluh lebih dikit. mengapa satu jam terasa lebih dari enam puluh menit pagi ini?

lucunya, di pagi yang benar-benar pagi, saat anak-anak baru mulai bangun dan bersiap ke sekolah, waktu seperti berlari. sementara anak-anak itu terjebak di kecepatan merambat. dibutuhkan dorongan berupa olah urat leher untuk bisa membuat anak-anak mendekati kecepatan waktu yang terbang. luar biasa.

pertanyaannya sekarang: harus melakukan apa aku agar waktu bisa bergerak lebih cepat sedikit, dan tidak molor seperti ini?

hoahem....

Thursday, October 6

on being such on the margin of it all

sometimes i see myself as a square peg in a round hole.
maybe it is because of the way i was brought up.
i got 3 older brothers. no sister. so i was the odd man out.
i was the only daughter and also the youngest. that just amplified my oddness.
in the light of seeing things from the positive side, i'll change oddness to my UNIQUEness.

the singalurity of being me, albeit on the margin of it all.
by IT i meant the species we all refer to as woman.

i never quite understand the women's league.
them as a pack. they are quite scarry.

watched mars needs mom?
the women are regulated and stiff, while the men are the embodiment of freedom.
with the female group, to deviate means your death.

ever read the dynamics of a harem?
if it ever occured to them to join forces within themselves, the stud wouldn't have stand a chance.
instead, women there conspire against each others, trying to win the most attention, the highest status, et cetera. theye even killed their competitors. competitors? weren't they all victims? that was not how they see themselves. in a pack, there should be leader. leader got all the advantages and perks. advantages set you apart. advantages give you the power over the others. that's why instead of being there with all of the others, you just gotta be the leader. at all cost.

ever watched the pack of 'ibu2 dharma wanita'?
that's the scarriest of them all.
you, my reader, don't need explanation on that. faux leadership built on the spouse's position - used to the maximum to gain power and influences over other mere mortals. every steps must be in synch to the matriach, every gesture has to be approved by her. even dress code must be to the lady bosses taste. the words of the leader is the words of the pack. you don't want to be conspicuous in that sort of pack. you draw attention to yourself, you are excomunicated. only the leader shall stand out.

women as a pack got that power: to ruin. to cause discomfort. to instill fear. but perhaps, for those as the members, it also give them life support. you bring your loyalty, you got your safety net in the maze of social world.

i live on the margin of it all. i dont' belong to any pack. i am a singular being. it's kinda lonely sometimes. but then i have the freedom not to bow to anyone.

i've got enough of life support near me: my family. that's my pack. with them, i am no longer on the margin.

Tuesday, October 4

pygmalion effect

topik ini ada dalam utas (thread) dari suatu milis yang aku ikuti, milis mengenai penerjemahan dan bahasa.
copas dari Wikipedia,  isinya adalah:

The Pygmalion effect, or Rosenthal effect, refers to the phenomenon in which the greater the expectation placed upon people, often children or students and employees, the better they perform. The effect is named after Pygmalion, a Cypriot sculptor in a narrative by Ovid in Greek mythology, who fell in love with a female statue he had carved out of ivory.



The Pygmalion effect is a form of self-fulfilling prophecy, and, in this respect, people with internalize their negative label, and those with positive labels succeed accordingly. Within sociology, the effect is often cited with regard to education and social class.

ketika orang bicara yang bagus2 tentang anaknya, sebetulnya, mereka bukan pamer. itu adalah doa dan harapan, dan semacan ini juga 'self-fulfilling prophecy'. anak yang dibesarkan dengan kepercayaan bahwa ia baik, akan merasa dirinya baik, dan akhirnya akan benar2 menjadi baik.

sebaliknya dengan 'labeling': memberi 'label' atau nama pada anak, misalnya: dasar nakal, dasar bodoh, anak malas, dst. labeling mengacu pada penamaan yang buruk atau negatif. jika anak selalu dikatakan bahwa ia nakal, bodoh, kurang pikir, dll - maka ia akan percaya bahwa memang dirinya seperti itu, dan perkembangan yang seharusnya bisa baik jadi terhambat.

okay... easy to say, hard to do.

seperti semua hal ttg menjadi orang tua, tidak ada manual yang bener2 merangkum apa yang  boleh dan tidak, apa yang berhasil dan tidak, dan apa yang harus dilakukan jika ada deviasi. you learn as you go. you learn as you live your life.

i am still learning, and sometimes so poorly at that.

i have made my mistakes, and am still trying to undone the damage. or at least stop it from continuing. so I hope. so I believe. i have to believe.

every day gives you new and different challenges. kegiatan yang sama bisa menimbulkan reaksi yang berbeda, klo kondisi hati juga berbeda. mungkin itu kuncinya, minimal buat orang seperti saya. kondisi hati. menata hati.

jadi orang tua memang begitu. what you do affects those around you. what you say affects those around you. those around you, the closest, are your children.

kadang memikirkannya bikin hati jadi ciut. am i good enough? will they (my children) be good enough? you just gotta believe.

believe. in the good in every person, in every thing, in every reason. coz when you start to believe, they will start to be.

pygmalion. start believing that things are good. amen.