naek angkutan umum di jakarta itu benar2 membuat kita semakin dekat dengan Tuhan. gimana tidak? klo setiap kli naik angkutan, doa ga putus2 terucap di hati?
contohnya waktu aku pulang dari kursus kemarin senin.
ojeg yang saya tumpangi, mendengar tujuan saya 'manggarai', serta merta ambil jalan pintas, serobot jalur busway, dan kemudian ngebut semerdeka-merdekanya. akhirnya saya tepuk bahu si tukang ojeg. terjadilah percakapan ini:
Sapobi (S): pak, biasa aja lah.. ga usah ngebut.
sambil nengok sedikit, si pak ojeg (Oj) bilang: kan eneng ngejar kereta? ntar telat?
S: lah.. saya mau ke terminal bis pak, ga ke stasiun kereta.. ga ngejar apa2.
Oj: oh......kirain neng....
untunglah si Oj habis itu melambatkan motornya, dan saya bisa duduk dengan sedikit merasa aman
babak kedua berdoa dimulai sesegera aku naik bis S62 jurusan manggarai - pasar minggu.
supir, kenek, dan dayang2nya (ada satu anak perempuan yang jelas2 teman mereka), semua masih remaja tanggung. baru 17 lewat dikiiiit, kayaknya. dan bisa menebaklah kita kualitas remaja jalanan jakarta ini: agak2 kurang lengkap di otak, dan jelas2 minim rasa tanggung jawabnya. kalo menurut natgeo yang mengupas permasalahan otak para remaja, bukan rasa tanggung jawab sebetulnya yang kurang, tapi rasa 'mari kita coba dan liat sampe sejauh mana kita bisa bertahan' itu yang bikin mereka terlihat agak2 kurang beres pemikirannya.
dengan kombinasi hormon yang bergejolak, gelombang otak yang belum stabil, dan pendidikan ala kadarnya serta (dijamin!) pemahaman peraturan lalu lintas yang nyaris NOL, supir serta kenek remaja itu memegang hidup seluruh penumpang bis.
miris rasanya menyerahkan nasib pada gerombolan seperti itu. ditambah lagi memasrahkan diri pada kondisi bis yang kotor, panas, dan tidak jelas standar keamanannya.
sungguh, yang bisa dilakukan hanya berdoa, berharap Tuhan masih memberi rejeki pada hari ini untuk aku bertemu dengan orang2 yang kusayang.
lebih miris lagi berpikir bahwa: aku, dengan isi dompetku, masih punya pilihan untuk lebih manja dan, dengan alasan keamanan, memilih taksi biru muda metalik dengan supir berseragam batik yang kesohor pelayanannya itu.
beribu2 orang jakarta lain tak punya pilihan untuk selain terus berdoa.
semangad pagi....
/Sapobi
No comments:
Post a Comment