Wednesday, August 4

Tentang Aku

Memandang hidupku di saat aku beranjak dewasa, aku suka malu pada diriku sendiri. Aku amat egois, kejam dan dingin. Seseorang pernah memperdengarkan lagu padaku, dan bilang: 'lagu ini mengingatkan aku padamu. Judulnya My Ruthless Queen.' Dan pada saat itu aku senang2 saja, lebih baik jadi orang kejam daripada jadi orang biasa.

Jadi orang biasa. Aku punya pandangan yang kontradiktif tentang hal ini. Hampir sepanjang hidupku aku merasa bahwa aku biasa2 saja, tidak cantik, tidak cukup pintar / cerdik, dan tidak istimewa. Tapi di saat yang sama aku berpikir bahwa aku orang yang berbeda, yang lain daripada yang lain. Dan aku menolak untuk jadi 'orang kebanyakan'. Aku terlalu tinggi untuk jadi orang kebanyakan. Dan ketika aku melihat atau bertemu dengan orang yang aku pandang lebih tinggi dari aku, aku langsung ngeper.

Ngeper. Hal ini juga yang sering banget aku rasakan. Dan hal ini juga menimbulkan reaksi yang kontradiktif pada diriku. Orang yang ngeper - gak pede, takut salah, dll - mungkin gak umumnya malah jadi berani tampil beda, punya prinsip sendiri, menentang arus, dan bertindak semaunya. Orang2 di sekitarku gak pernah tahu bahwa aku punya masalah dengan rasa pede: aku tidak pede. Karena penampilanku yang beda dan yakin tadi, mereka pikir aku oke2 aja. Aku TIDAK oke.

Aku juga amat pemarah. Kemarahan yang mudah tersulut, meledak hebat, dan sukar padam. Entah kenapa. Dan kalo aku sedang berpikir, aku gak bisa menemukan apa pun yang salah dalam hidupku sehingga aku bisa sedemikian pemarah.

Sekarang aku sudah melalui hampir semua dari hal di atas. Aku rasa aku sekarang sudah tidak lagi terlalu kejam atau dingin. Aku masih egois, yup. Aku masih menentang arus, cuek, punya prinsip sendiri, masih pemarah (aku sudah berusaha sungguh2 untuk memperpanjang sumbunya, mengurangi ledakannya, dan cepat2 menghilangkan efeknya), dan masih juga punya masalah dengan pede. Tapi khusus satu hal yang terakhir ini, aku punya pandangan yang baru: aku sudah sampai pada umur di mana (pada umumnya) aku tahu apa yang aku mau, aku tahu apa yang aku bisa, aku tahu gimana harus bertindak. Aku gak harus kehilangan diriku, gak harus berubah, aku tetap bisa jadi aku yang berbeda, tapi juga tidak perlu kejam lagi. Setiap orang itu unik. Setiap orang itu datang dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Setiap orang punya bentuk dan warnanya sendiri-sendiri.

Kalau aku berubah, itu karena aku memang mau dan merasa perlu berubah. Bukan karena aku takut menjadi AKU.

Ada hal tentang aku yang belum berubah: aku susah berteman. Aku hanya bisa berteman dengan sistem one-on-one. Kelompok merupakan beban, mungkin karena toleransiku yang minim, egoisme / individualisme yang tinggi, dan 'sisi2ku' yang sulit ditempatkan pada 'sisi2' mereka. Dan aku berpikir hidupku sudah cukup berarti jika ada seseorang yang menanggapku betul2 berarti bagi dirinya. Banyak teman memang berarti akan banyak pertolongan. Tapi mungkin orang juga gak butuh sekian banyak pertolongan. Cukup untuk hal2 yang penting2 saja.

(to be continued)

1 comment:

Anonymous said...

berbahagialah kamu karena kamu sudah mengenal diri kamu
banyak yg masih bertanya pd diri sendiri "aku ini siapa?"