Monday, December 6

Ketika Tuhan Tersenyum

MAW Brouwer (alm), pastur, kolumnis, psikolog dari Belanda yang jatuh cinta pada Indonesia, menulis pada salah satu kolomnya bahwa tanah Sunda (dan Indonesia) diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum. Jelas saja. Buat orang yang punya pengalaman menjalani beku dan gelapnya musim dingin, beranginnya musim semi, dll –Indonesia yang hangat sepanjang tahun, basah2 dikit di musim hujan, jarang badai, banjir kadang2 saja (itupun karena pembangunan yang kacau – bukan karena alam kita sadis), tentunya benar2 terasa bahwa Tuhan mahabaik ketika menciptakannya.

Sementara di tempat lain, di salah satu negara bagian di Rusia, ada tempat terdingin yang berpenghuni. Bahkan di musim panas, suhu MINUS 30-an derajat celcius, dan kalau musin dingin bisa sampai minus 60-an. Kalo orang miskin di Indonesia bajunya hanya satu dan udah tipis, paling2 masuk angin (mungkin). Orang Rusia itu? Mati, pasti. Beku.

Tapi seperti yang suamiku bilang, Tuhan adalah serba maha. Maka ketika Ia tersenyum, Ia juga bisa berhenti tersenyum. Dan tanah Indonesia yang makmur sentosa ini (saya bilang tanah – bukan rakyat. Rakyatnya sih……begitulah), menyimpan ‘amarah’ yang luar biasa: Jajaran gunung berapi aktif yang berentet dari Sabang sampai Merauke – “The Ring of Fire” yang ngetop itu. Satu saja meledak, hebohlah negeri ini. Semuanya meledak?

Semoga saja Tuhan terus tersenyum pada kita.

No comments: