Friday, November 4

part (3)

are they getting younger, or are we getting older?

jaman dulu masih sering naek bis, jaman dulu masih sekolah, klo ngeliat sopir bis dan keneknya, aku menganggap mereka 'bapak-bapak'.

fastforward ke hari ini, dan yang jadi sopir serta kenek bis, bukan lagi bapak-bapak, atopun mas-mas, tapi sudah sampe taraf 'adek-adek'. seriously.

kadang ini bikin saya mikir: dulu mereka 'bapak-bapak' karena saya melihatnya dari umur yg masih di bawah, atau memang dulu sopir itu orang dewasa?

sekarang mereka 'adek-adek' karena memang mereka masih semi ingusan atau karena aku melihatnya dari umur atas?

berdasarkan pengamatan dan pengalaman naek bis bekali2, sopir bis jaman sekarang, bener2 anak ingusan, yang ngomong aja belum becus. gw rasa mereka baru aja selesai jadi remaja, dengan badan yang belum memutuskan untuk berhenti tumbuh, yang membuat komposisi badan mereka mirip2 alien: tangan kepanjangan, kepala kegedean, kumis dan jenggot yang tumbuh ramai tapi belum teratur, rambut yang punya kemauan sendiri, dan suara yang kadang berubah timbre.

dengan belum berdamainya hormon dan perkembangan tubuh dan koordinasi otak-badan mereka, bayangkan perasaan diriku disetirin oleh orang2 macam begini. dan dengan kemampuan multi-tasking remaja jaman sekarang - yang mengherankan dan sekaligus bikin ngeri - tantangan naik bis pun meningkat. urusan ngobrol di hape sambil nyetir sih basic banget. lebih seru kalo nyetir sambil memangku sebungkus nasi, dan curi2 menyuapkannya di antara belokan. keseruan ini ditambah lagi dengan obrolan berdesibel tinggi antara sopir dan kenek.

selain petualangan di bis, ada satu hal lagi yang bikin persepsi bahwa 'saya sudah tua' menjadi semakin tajam. anak baru masuk kemarin di kantorku, kelahiran tahun 1987. berarti usianya 24 tahun. berarti saat aku, ehem, masuk SMA, anak ini baru lahir. umur segitu juga aku mulai kerja di perusahaan ini, and that was, like... 16 years ago. how's that for putting things into perspective?

draw your own conclusion, then.

No comments: